Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Foto album liputan kunjungan Presiden Soekarno ke proyek Hotel Banteng, sekitar 1963.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 2
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Arsip Foto-foto kunjungan Presiden Soekarno dan Hartini ke kediaman Friedrich Silaban, Jalan Gedung Sawah, Bogor, 1960.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 3
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: Menteri Pertanian Thoyib Hadiwidjaja merekomendasikan dua nama arsitek lansekap dari Departemen Pertanian – Macjudi dan Ramelan - kepada Friedrich Silaban untuk mengerjakan lansekap proyek Masjid Istiqlal, 26 Juli 1976; Surat penagihan jasa pekerjaan perencanaan dari N.V. Silaban kepada proyek Masjid Istiqlal, 2 Oktober 1972.
An invoice from N.V. Silaban to Istiqlal Mosque project, 2 October 1972; “Masjid Istiqlal dan Perkembangannya”, disusun oleh Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal pada tahun 1972, menegaskan dukungan Presiden Soeharto atas kelanjutan pembangunan proyek Masjid Istiqlal. Foto menampilkan kunjungan pertama Presiden Soeharto ke Masjid Istiqlal tahun 1972; Berkas-berkas perjalanan Friedrich Silaban ke Teheran dan Kairo dalam rangka mencari pembuat karpet pelapis lantai gedung utama Masjid Istiqlal.
Kiri ke kanan: Surat terbuka yang ditulis oleh Friedrich Silaban untuk menjelaskan runutan keterlibatannya serta hal-hal yang terjadi (dan tidak terjadi) sejak penetapannya sebagai pemenang sayembara Masjid Istiqlal tahun 1955 hingga tahun 1962; Laporan perjalanan tim pembangunan Masjid Istiqlal ke Jerman; Foto maket rancangan Masjid Istiqlal yang merujuk pada rancangan pertama Friedrich Silaban sewaktu mengikuti sayembara di tahun 1954-1955; Sekretariat Negara menetapkan jumlah dan hitungan honor bulanan bagi pejabat-pejabat pimpinan pelaksana pembangunan Masjid Istiqlal – Soedarto dan Friedrich Silaban – pada tahun 1971-1972.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur; Arsitekturindonesia.org
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: Menteri Pertanian Thoyib Hadiwidjaja merekomendasikan dua nama arsitek lansekap dari Departemen Pertanian – Macjudi dan Ramelan - kepada Friedrich Silaban untuk mengerjakan lansekap proyek Masjid Istiqlal, 26 Juli 1976; Surat penagihan jasa pekerjaan perencanaan dari N.V. Silaban kepada proyek Masjid Istiqlal, 2 Oktober 1972.
An invoice from N.V. Silaban to Istiqlal Mosque project, 2 October 1972; “Masjid Istiqlal dan Perkembangannya”, disusun oleh Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal pada tahun 1972, menegaskan dukungan Presiden Soeharto atas kelanjutan pembangunan proyek Masjid Istiqlal. Foto menampilkan kunjungan pertama Presiden Soeharto ke Masjid Istiqlal tahun 1972; Berkas-berkas perjalanan Friedrich Silaban ke Teheran dan Kairo dalam rangka mencari pembuat karpet pelapis lantai gedung utama Masjid Istiqlal.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 3
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: berkas-berkas perjalanan Friedrich Silaban ke Teheran dan Kairo dalam rangka mencari pembuat karpet pelapis lantai gedung utama Masjid Istiqlal; Surat tugas kepada Friedrich Silaban untuk melakukan perjalanan ke Teheran, Kairo, Berlin, dan Kuala Lumpur dalam rangka mencari materi interior mimbar dan mihrab serta kontrak pekerjaan pembuatan permadani bagi Masjid Istiqlal, 13 Juni 1972; Sketsa Friedrich Silaban untuk area mihrab dan mimbar Masjid Istiqlal, dalam rangka menentukan rancangan karpet dan dekorasi; Daftar inventaris barang-barang dalam mobil dinas milik kantor Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal.
List of inventory on properties in vehicle owned by the Istiqlal Mosque Project Management.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 3
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: Foto-foto perkembangan pekerjaan pembangunan Masjid Istiqlal ketika mulai memasuki tahap finishing, Agustus 1973; Menjelang penyelesaian proyek (pertengahan 1975), pengelola proyek Masjid Istiqlal menemui kesulitan karena perhitungan honor bagi PT Indah Karya – pihak yang bertanggungjawab untuk menggambar rencana konstruksi sipil – tidak lagi memadai. Keempat pihak – Friedrich Silaban (arsitek), PT Virama Karya (gambar arsitektur), Roosseno Soerjoehadikoesoemo (insinyur konstruksi/ sipil), PT Indah Karya (gambar konstruksi/ sipil) – dibayar dalam satu paket pembayaran yang didasarkan pada persentase dari nilai anggaran. Kebetulan Roosseno sebagai perencana konstruksi sudah hampir tidak aktif karena telah mengerjakan tugas-tugasnya di awal proses. Roosseno mengambil inisiatif dengan mengundurkan diri dan memberikan persentase honorariumnya kepada PT Indah Karya; Surat dari Proyek Lanjutan Pembangunan Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban, kepada Sekretariat Negara untuk menolak permintaan melakukan melapis selasar utama (yang akan dilalui oleh Presiden Soeharto) karena pertimbangan pemeliharaan.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 3
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: Surat dari Proyek Lanjutan Pembangunan Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban, kepada Sekretariat Negara untuk menolak permintaan melakukan melapis selasar utama (yang akan dilalui oleh Presiden Soeharto) karena pertimbangan pemeliharaan; Para pekerja mengepel lantai selasar Masjid Istiqlal setelah proses pemasangan pelapis lantai dan dinding marmer selesai, menjelang peresmian tahun 1978; Mihrab Masjid Istiqlal sesaat sebelum peresmian tahun 1978 (kedua-atas); Friedrich Silaban dan Soedarto (kepala Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal) menemui Presiden Soeharto, sekitar 1970; Surat bagi Friedrich Silaban dari seorang pengagum yang tidak dicantumkan namanya, 20 Agustus 1977; Kuitansi pembayaran honorarium N.V. Silaban untuk pekerjaan pendampingan dan perencanaan proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Sejak bergulirnya proyek pembangunan Masjid Istiqlal pada tahun 1961, pembayaran honorarium arsitek, pembuat gambar-gambar perencanaan arsitektur, insinyur sipil, serta pembuat gambar-gambar perencanaan struktur dilakukan dengan cara menetapkan nilai persentase yang sesuai dengan bobot pekerjaan masing-masing ahli. Nilai honorarium yang diterima bervariasi sesuai dengan berapapun anggaran yang dicairkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena proyek pembangunan yang memakan waktu lama dan sempat mengalami masa krisis ekonomi dan inflasi yang tinggi.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 3
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Kiri ke kanan: Catatan perhitungan anggaran pembangunan Masjid Istiqlal yang mulai awal dekade 1970 dibebankan pada anggaran pembiayaan dan belanja negara tahunan; Pemasangan langit-langit (plafon) kubah dari bahan stainless steel, sekitar 1982-1983; Dua pucuk surat korespondensi antara seorang mahasiwa dari Universitas Kristen Petra, menanyakan Friedrich Silaban perihal penentuan bentuk atap dari Masjid Istiqlal.
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org
TERBITAN
14 September 2017
JUDUL
Masjid Istiqlal Motto Ketuhanan - Gambar denah lantai 1 (gambar nomor 3)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Masjid Istiqlal, Mesdjid Istiqlal
DESKRIPSI
Gambar denah lantai 1 (gambar nomor 3) memperlihatkan ‘emper raksasa’ yang belum terbelah dua oleh keberadaan koridor yang menuju ke ‘gedung pendahuluan’.
Pada rancangan awal bangunan utama, terdapat dua deret lingkaran kolom silinder di ruang utama. Deret dalam – dengan garis tengah 45 meter - terdapat 24 buah kolom silinder yang ramping. Deret lingkaran luar memiliki garis tengah 75 meter yang berhimpin sebangun dengan keempat sisi denah bujur sangkar gedung utama. Deret lingkaran luar memiliki 4 kelompok kolom – dengan masing kelompok memiliki 4 kolom – yang terletak di empat sudut denah bujur sangkar gedung utama. Pada rancangan terbangun, kolom silinder hanya berjumlah 12 buah.
Pada notasi juga tertera sumbu-sumbu orientasi perencanaan; sumbu yang mengarah ke qiblat dan sumbu yang mengarah ke Tugu Nasional;
Friedrich Silaban membuat 12 lembar gambar untuk usulan gambar Masjid Istiqlal yang disertakan dalam pemasukan sayembara. Dalam 12 lembar – berkode “Motto Ketuhanan” - tersebut terdapat gambar situasi dan tapak, denah, beberapa tampak, beberapa potongan, beberapa perspektif eksterior bangunan, dan sebuah perspektif interior. Gambar-gambar ini merupakan set gambar yang digambar ulang pada tahun 1962 oleh Friedrich Silaban setelah mengetahui bahwa gambar-gambar pemasukan sayembara tahun 1954-1955 ternyata hilang.
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Rusmin Haryanto
TERBITAN
1962
JUDUL
Masjid Istiqlal Motto Ketuhanan - Denah Umum Rencana Basement (gambar 2)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Masjid Istiqlal, Mesdjid Istiqlal
DESKRIPSI
Denah rencana tapak (gambar nomor 2) yang memperlihatkan gagasan untuk membebaskan lantai dasar Masjid Istiqlal dengan meletakkan bangunan toilet di luar bangunan. Pada rencana awal ini, lantai dasar masih belum memiliki dinding penyekat ruang-ruang karena belum memiliki program ruang yang spesifik; Friedrich Silaban membuat 12 lembar gambar untuk usulan gambar Masjid Istiqlal yang disertakan dalam pemasukan sayembara. Dalam 12 lembar – berkode “Motto Ketuhanan” - tersebut terdapat gambar situasi dan tapak, denah, beberapa tampak, beberapa potongan, beberapa perspektif eksterior bangunan, dan sebuah perspektif interior. Gambar-gambar ini merupakan set gambar yang digambar ulang pada tahun 1962 oleh Friedrich Silaban setelah mengetahui bahwa gambar-gambar pemasukan sayembara tahun 1954-1955 ternyata hilang.
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Rusmin Haryanto
TERBITAN
1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 5-repro)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Gambar perspektif rencana varian Monumen Pembebasan Irian Barat (repro)
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 4)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Gambar perspektif rencana 1 Monumen Irian Barat, Lapangan Banteng, Jakarta. Varian 1 ini adalah bangunan yang terpilih untuk dibangun, dengan menggunakan ramp di kedua sisi bangunan podium yang menghubungkan lantai dua bangunan dengan lapangan terbuka di sekitarnya.
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 1)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Gambar situasi Monumen Irian Barat, Lapangan Banteng, Jakarta dengan skala 1:1000.
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 1)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Gambar situasi rencana Monumen Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta. Pada gambar ini tertera catatan dari Silaban yang mengusulkan pelebaran Jalan Perwira di sisi selatan dan menggeser asnya ke arah utara agar monumen berdiri di tengah lapangan; sisi selatan lapangan tempat berdirinya monumen berkurang akibat perluasan lapangan banteng sisi selatan ke arah utara. Namun, ide ini tidak disetujui oleh P.J.M Presiden karena merasa pergeseran as tidak perlu dilakukan sehingga letak monumen tidak berada tepat di tengah lapangan.
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 3)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Rencana varian rancangan Monumen Irian Barat, Lapangan Banteng, Jakarta. Terdiri dari gambar: pandangan barat (skala 1:100), pandangan utara (skala 1:100), denah lantai bawah (skala 1:100), irisan CC (skala 1:100), irisan DD (skala 1:100)
KODE
BB/E-1/1
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Monumen "Irian Barat" Lapangan Banteng Djakarta (gambar 2)
ARSITEK
Friedrich Silaban
PROYEK
Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pembebasan Irian Barat
DESKRIPSI
Gambar denah atas (skala 1:100), denah bawah (skala 1:100), pandangan dari timur / dari gedung departemen keuangan (skala 1:100), detail voetplaat (skala 1:100), pandangan dari selatan / dari hotel banteng yang akan dibangun (skala 1:100), irisan AA (skala 1:100), irisan BB (skala 1:100), detail pegangan tangan (skala 1:1), detail langkan jembatan miring (skala 1:20), irisan CC (skala 1:10)
KODE
A/A-5/4/
KREDIT
Arsip F. Silaban, Bogor Foto Repro: Martinus S. Cahyo
TERBITAN
Agustus 1962
JUDUL
Kumpulan Arsip Fragmen 4
ARSITEK
Friedrich Silaban
DESKRIPSI
Foto proses kurasi arsip F. Silaban untuk menyesuaikan posisi gambar pada bingkai dan passe-partout. Arsip pada foto adalah Tugu Nasional, 1954 (tidak terbangun).
KREDIT
Pameran Produksi Pusat Dokumentasi Arsitektur dan Arsitekturindonesia.org